Pages

Minggu, 28 Agustus 2016

Pemanfaatan Limbah Ikan menjadi Pupuk Organik


sumber: www.antarabali.com
Ikan merupakan salah satu jenis produk pangan yang mudah mengalami kerusakan (most perishable food). Inilah sebabnya kenapa sektor perikanan baru saja ditilik sebagai sektor penting bagi sumber ekonomi Indonesia, hal tidak lepas dari cara penanganan potensi yang kurang tepat oleh pemerintah maupun masyarakat.
Dari data yang dapat dikumpulkan, setiap musim masih ada 25 – 30% hasil tangkapan ikan laut yang akhirnya harus menjadi limbah karena keterbatasan pengetahuan dan sarana para nelayan di dalam cara pengolahan ikan.Untuk memaksimalkan potensi perikanan dan mengurangi jumlah ikan yang terbuang sia-sia, maka suatu terobosan dalam bidang perikanan sangatlah diperlukan. Salah satu solusinya adalah memanfaatkan limbah ikan sebagai pupuk organik
 
Selama 4—5 tahun terakhir, usaha pengolahan hasil sampingan perikanan berkembang pesat. Informasi yang diperoleh dari Ditjen Perikanan Budidaya bahwa di provinsi Jawa Timur terdapat 25 industri pengolahan tepung ikan yang memanfaatkan limbah seperti tulang, kepala, dan ekor ikan. Limbah tersebut berasal dari industri pengalengan ikan dengan kapasitas 2—5 ton bahan baku per hari. Tidak hanya dijadikan tepung ikan, sebagian limbah sisa tulang juga diolah menjadi pupuk. Tercatat ada enam usaha pengolahan pupuk di Jawa Timur pada 2013.

Selain menjadi sumber protein hewani, ikan juga memiliki kandungan gizi lain yang tinggi seperti mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh yang telah rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan (komposisi) tubuh kita. Protein dalam ikan berguna untuk mempercepat pertumbuhan badan, meningkatkan generasi atau keturunan yang baik. 

Ikan memiliki kadar protein sangat tinggi, yaitu sekitar 20%. Di samping itu, protein yang terkandung dalam ikan mempunyai mutu yang baik sebab sedikit mengandung kolesterol dan lemak. Banyak industri perikanan yang berkembang untuk mencukupi kebutuhan ikan tersebut. Namun, dengan bertambahnya industri ikan, pertumbuhan limbah yang dihasilkan juga melonjak naik.

Limbah merupakan masalah di dalam suatu industri, termasuk industri penangkapan ikan, penanganan, pengangkutan, distribusi, dan pemasaran. Limbah bisa berupa ikan yang terbuang, tercecer, serta sisa olahan yang menghasilkan cairan. Limbah juga bisa berasal dari pemotongan, pencucian, dan pengolahan produk.

;
sumber: www.kompasiana.com

Dampak limbah industri pengolahan ikan terhadap kesehatan lingkungan dapat dirasakan dengan bau limbah ikan yang menyengat, mencemari udara, mengundang lalat yang dapat menjadi vektor penyakit, dan berbagai dampak negatif lainnya. Industri pengolahan ikan harus memiliki metode dalam pengolahan limbah sehingga limbah olahan ikan tidak hanya dibuang begitu saja di tempat pembuang sampah. Bila industri pengolahan ikan tidak memperhatikan hal ini, lokasi industri mereka bisa menjadi tempat pertumbuhan bakteri dan virus penyebab penyakit.
 
Di era teknologi yang canggih sekarang ini, limbah bisa menjadi produk yang berguna. Beberapa industri pengolahan ikan sebenarnya sudah mulai melakukan inovasi pengolahan limbah ikan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Salah satunya industri pengolahan minyak ikan. Tahun 2013, terdapat 9 usaha pengolahan minyak ikan di Jawa Timur, dengan kapasitas 1—5 ton minyak ikan per bulan. Pengolahan hasil sampingan industri filet ikan nila juga dinilai berkembang dengan pesat. Bahkan komoditas ini dapat dimanfaatkan hingga nyaris tanpa limbah. Setidaknya, terdapat dua industri filet ikan nila yang terintegrasi dengan pengolahan hasil sampingan di Sumatera Utara dan Jawa Tengah. Limbah yang diolah tidak hanya tulang dan kepala ikan nila, tetapi juga kulit, isi perut, ekor, bahkan sisik dan limbah cair.
Bahan baku pupuk organik
Tanaman memerlukan nutrisi lengkap dalam bentuk unsur hara makro, hara makro sekunder, dan unsur hara mikro. Disebabkan tanah tidak memiliki semua unsur tersebut, perlu adanya usaha penambahan dalam bentuk pupuk.
Kandungan unsur makro dalam pupuk biasa terbatas, tidak mencukupi untuk kebutuhan tanaman. Dengan begitu harus dilengkapi dengan penambahan unsur lain agar kandungan nitrogen, fosfor, dan kaliumnya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Unsur hara makro terdiri dari makro primer seperti N, P, dan K; makro sekunder seperti Ca, Mg, dan S; sedangkan unsur hara mikro terdiri dari Fe, Zn, Cu, Mn, Cl, Bo, Mo, dan banyak lagi lainnya. Kandungan protein yang sangat tinggi memungkinkan pupuk organik dari limbah ikan membantu pertumbuhan tanaman.

Limbah ikan yang terbuang bisa memiliki nilai dan bermanfaat bagi makhluk hidup, khususnya tanaman dengan limbah ikan diolah menjadi pupuk organik.
Langkah- langkah dalam pembuatan pupuk organik dari limbah ikan yaitu :
1.
Mengumpulkan Limbah ikan
2. Limbah penyiangan ikan dicampur bahan sejenis ragi yang umumnya disebut biovaktor yang fungsingya sebagai pengurai
3. Masukkan kedalam gentong yang tertutup, setiap hari gentong tersebut di buka selama 5 menit untuk diaduk
4. Selang 1 minggu, limbah tersebut akan membentuk cairan dan endapan (padatan).

Keunggulan pupuk organik dari limbah ikan antara lain:
(1) pupuk yang dihasilkan merupakan pupuk organik dengan unsur hara lebih lengkap dibandingkan pupuk anorganik;
(2) membuat daun tanaman hias menjadi lebih mengilap, bunga lebih banyak, dan bertahan lebih lama;
(3) ketersediaan bahan baku melimpah dan murah karena memanfaatkan limbah pengolahan ikan;
(4) harga jual kompetitif dibandingkan dengan produk impor yang sangat mahal;
(5) memenuhi konsep back to nature melalui pertanian organik.

Sementara kelemahan limbah ikan untuk dijadikan pupuk cair adalah bau busuk yang sangat menyengat dan membuat kepala pusing. Namun, masalah bau busuk dapat diatasi dengan menurunkan pH limbah cair, memberi aerasi, menambahkan bahan penyerap bau, serta menggunakan mikroba dekomposer yang merombak senyawa yang menimbulkan bau. Proses penurunan pH limbah ikan dari 8,0 menjadi 6,0 dengan menambahkan HCl, menambahkan molase, dan menginokulasi limbah ikan dengan kultur bakteri asam laktat. Kultur ini diinkubasi pada shaker dengan memberikan aerasi secara terputus selang dua jam dengan dikocok pada 120 rpm. Dengan cara ini, bau busuk limbah ikan hilang dalam waktu inkubasi selama lima hari.

Sumber : 
http://news.kkp.go.id/index.php/raup-untung-dari-pupuk-organik-berbahan-limbah-ikan/
http://www.jitunews.com/read/4705/mengintip-manfaat-limbah-ikan-sebagai-pupuk-organik

Achmeilia Budiarti
Kelompok 1 Praktikum Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian
14/364986/PN/13637
Budidaya Perikanan

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Faktor-faktor nilai penyuluhan:
1) Adanya sumber teknologi atau ide : ide dalam artikel diatas adalah pemanfaatan limbah ikan sebagai bahan untuk membuat pupuk organik
2) Adanya sasaran : artikel diatas ditujukan kepada nelayan dan para pelaku industri pengolahan ikan
3) Adanya manfaat : manfaat dari ide dalam artikel diatas adalah untuk memaksimalkan potensi perikanan dan mengurangi jumlah ikan yang terbuang sia-sia
4) Adanya nilai pendidikan : artikel diatas dapat menambah wawasan kepada para nelayan dan pelaku industri pengolahan ikan mengenai cara pembuatan pupuk organik menggunakan limbah ikan. Selain itu juga dijelaskan tentang keunggulan pupuk organik menggunakan limbsh ikan sehingga menambah daya tarik nelayan maupun pelaku industri pengolahan ikan untuk melakukan bahkan mengembangkan cara-cara pemanfaatan limbah ikan

Nilai berita :
1) Timeline : ide dalam artikel diatas tergolong baru karena belum banyak (bahkan jarang) yang melakukan cara pemanfaatan limbah ikan untuk pembuatan pupuk organik
2) Proximity : dekat karena ide artikel diatas sangat berhubungan dengan nelayan dan pelaku-pelaku perikanan lainnya
3) Importance : artikel diatas memuat beberapa informasi yang dibutuhkan nelayan maupun pelaku industri pengolahan ikan dalam memanfaatkan limbah ikan
4) Consequence : konsekuensi artikel diatas adalah masalah-masalah yang dihadapi nelayan maupun pelaku industri pengolahan ikan seperti penumpukan limbah ikan mencemari lingkungan akan terselesaikan dengan melakukan ide yang telah dijelaskan dalam artikel
5) Development : beberapa industri pengolahan ikan ada yang melakukan ide yang dipaparkan dalam artikel diatas


Ratris Kurnia Putri
15/378181/PN/13987
Golongan A3.1
Kelompok 6

Posting Komentar