|
sumber: www.antarabali.com |
Ikan merupakan salah satu jenis produk pangan yang mudah mengalami
kerusakan (most perishable food). Inilah sebabnya kenapa sektor
perikanan baru saja ditilik sebagai sektor penting bagi sumber ekonomi
Indonesia, hal tidak lepas dari cara penanganan potensi yang kurang tepat oleh
pemerintah maupun masyarakat.
Dari data yang dapat dikumpulkan, setiap musim masih ada 25 – 30% hasil tangkapan
ikan laut yang akhirnya harus menjadi limbah karena keterbatasan pengetahuan
dan sarana para nelayan di dalam cara pengolahan ikan.Untuk memaksimalkan potensi perikanan dan mengurangi jumlah ikan yang
terbuang sia-sia, maka suatu terobosan dalam bidang perikanan sangatlah
diperlukan. Salah satu solusinya adalah memanfaatkan limbah ikan sebagai pupuk
organik
Selama 4—5 tahun terakhir, usaha pengolahan hasil sampingan perikanan
berkembang pesat. Informasi
yang diperoleh dari Ditjen Perikanan Budidaya bahwa di provinsi Jawa Timur
terdapat 25 industri pengolahan tepung ikan yang memanfaatkan limbah seperti
tulang, kepala, dan ekor ikan. Limbah tersebut berasal dari industri
pengalengan ikan dengan kapasitas 2—5 ton bahan baku per hari. Tidak hanya
dijadikan tepung ikan, sebagian limbah sisa tulang juga diolah menjadi pupuk.
Tercatat ada enam usaha pengolahan pupuk di Jawa Timur pada 2013.
Selain menjadi sumber protein hewani, ikan juga memiliki kandungan gizi
lain yang tinggi seperti mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh. Protein
dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh yang telah
rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan (komposisi)
tubuh kita. Protein dalam ikan berguna untuk mempercepat pertumbuhan badan,
meningkatkan generasi atau keturunan yang baik.
Ikan memiliki kadar protein sangat tinggi, yaitu sekitar 20%. Di samping
itu, protein yang terkandung dalam ikan mempunyai mutu yang baik sebab sedikit
mengandung kolesterol dan lemak. Banyak industri perikanan yang berkembang
untuk mencukupi kebutuhan ikan tersebut. Namun, dengan bertambahnya industri
ikan, pertumbuhan limbah yang dihasilkan juga melonjak naik.
Limbah merupakan masalah di dalam suatu industri, termasuk industri
penangkapan ikan, penanganan, pengangkutan, distribusi, dan pemasaran. Limbah
bisa berupa ikan yang terbuang, tercecer, serta sisa olahan yang menghasilkan
cairan. Limbah juga bisa berasal dari pemotongan, pencucian, dan pengolahan
produk.
; |
sumber: www.kompasiana.com |
Dampak limbah industri pengolahan ikan terhadap kesehatan lingkungan dapat
dirasakan dengan bau limbah ikan yang menyengat, mencemari udara, mengundang
lalat yang dapat menjadi vektor penyakit, dan berbagai dampak negatif lainnya. Industri pengolahan ikan harus memiliki metode dalam pengolahan limbah
sehingga limbah olahan ikan tidak hanya dibuang begitu saja di tempat pembuang
sampah. Bila industri pengolahan ikan tidak memperhatikan hal ini, lokasi
industri mereka bisa menjadi tempat pertumbuhan bakteri dan virus penyebab
penyakit.
Di era teknologi yang canggih sekarang ini, limbah bisa menjadi produk yang
berguna. Beberapa industri pengolahan ikan sebenarnya sudah mulai melakukan
inovasi pengolahan limbah ikan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Salah satunya industri pengolahan minyak ikan. Tahun 2013, terdapat 9 usaha
pengolahan minyak ikan di Jawa Timur, dengan kapasitas 1—5 ton minyak ikan per
bulan. Pengolahan hasil sampingan industri filet ikan nila juga dinilai
berkembang dengan pesat. Bahkan komoditas ini dapat dimanfaatkan hingga nyaris
tanpa limbah. Setidaknya, terdapat dua industri filet ikan nila yang
terintegrasi dengan pengolahan hasil sampingan di Sumatera Utara dan Jawa
Tengah. Limbah yang diolah tidak hanya tulang dan kepala ikan nila, tetapi juga
kulit, isi perut, ekor, bahkan sisik dan limbah cair.
Bahan baku pupuk organik
Tanaman memerlukan nutrisi lengkap dalam bentuk unsur hara makro, hara
makro sekunder, dan unsur hara mikro. Disebabkan tanah tidak memiliki semua
unsur tersebut, perlu adanya usaha penambahan dalam bentuk pupuk.
Kandungan unsur makro dalam pupuk biasa terbatas, tidak mencukupi untuk
kebutuhan tanaman. Dengan begitu harus dilengkapi dengan penambahan unsur lain
agar kandungan nitrogen, fosfor, dan kaliumnya sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan. Unsur hara makro terdiri dari makro primer seperti N, P, dan K;
makro sekunder seperti Ca, Mg, dan S; sedangkan unsur hara mikro terdiri dari
Fe, Zn, Cu, Mn, Cl, Bo, Mo, dan banyak lagi lainnya. Kandungan protein yang
sangat tinggi memungkinkan pupuk organik dari limbah ikan membantu pertumbuhan
tanaman.
Limbah ikan yang terbuang bisa memiliki nilai dan bermanfaat bagi makhluk
hidup, khususnya tanaman dengan limbah ikan diolah menjadi pupuk organik.
Langkah- langkah
dalam pembuatan pupuk organik dari limbah ikan yaitu :
1. Mengumpulkan Limbah ikan
2. Limbah
penyiangan ikan dicampur bahan sejenis ragi yang umumnya disebut biovaktor yang
fungsingya sebagai pengurai
3. Masukkan
kedalam gentong yang tertutup, setiap hari gentong tersebut di buka selama 5
menit untuk diaduk
4. Selang 1
minggu, limbah tersebut akan membentuk cairan
dan endapan (padatan).
Keunggulan pupuk organik dari limbah ikan antara lain:
(1) pupuk yang dihasilkan merupakan pupuk organik dengan unsur hara lebih
lengkap dibandingkan pupuk anorganik;
(2) membuat daun tanaman hias menjadi lebih mengilap, bunga lebih banyak,
dan bertahan lebih lama;
(3) ketersediaan bahan baku melimpah dan murah karena memanfaatkan limbah
pengolahan ikan;
(4) harga jual kompetitif dibandingkan dengan produk impor yang sangat
mahal;
(5) memenuhi konsep back to nature melalui pertanian organik.
Sementara kelemahan limbah ikan untuk dijadikan pupuk cair adalah bau busuk
yang sangat menyengat dan membuat kepala pusing. Namun, masalah bau busuk dapat
diatasi dengan menurunkan pH limbah cair, memberi aerasi, menambahkan bahan
penyerap bau, serta menggunakan mikroba dekomposer yang merombak senyawa yang
menimbulkan bau. Proses penurunan pH limbah ikan dari 8,0 menjadi 6,0 dengan
menambahkan HCl, menambahkan molase, dan menginokulasi limbah ikan dengan
kultur bakteri asam laktat. Kultur ini diinkubasi pada shaker dengan
memberikan aerasi secara terputus selang dua jam dengan dikocok pada 120 rpm.
Dengan cara ini, bau busuk limbah ikan hilang dalam waktu inkubasi selama lima
hari.
Sumber :
http://news.kkp.go.id/index.php/raup-untung-dari-pupuk-organik-berbahan-limbah-ikan/
http://www.jitunews.com/read/4705/mengintip-manfaat-limbah-ikan-sebagai-pupuk-organik
Achmeilia Budiarti
Kelompok 1 Praktikum Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian
14/364986/PN/13637
Budidaya Perikanan