Pages

Minggu, 28 Agustus 2016

Budidaya Artemia Menggunakan Media Botol Plastik

Artemia biasa digunakan sebagai makanan larva ikan. Artemia masih bagian penting sebagai sebagai pakan ikan dan udang pada unit pembenihan. Serta kebutuhan kista artemia  semakin meningkat setiap tahunnya.
Untuk membudidayakan Artemia sangatlah mudah, anda bisa membudidayakannya dengan cara menetaskan telur artemia yang bisa anda dapat ditoko perikanan, tetapi dalam pembahasan kali ini, saya akan menggunakan bibit artemia yang bisa diperoleh di toko-toko ikan tertentu.
Umumnya bibit artemia berbentuk kista, kista tersebut akan ditetaskan dalam sebuah wadah yang berupa botol plastik, berikut cara budidaya artemia dalam botol plastik:
Apa saja yang harus disiapkan?
  • Selang Oxygen
  • Botol Plastik Kapasitas 1 Liter
  • Pompa Udara
  • Sendok
  • Garam laut
  • Sera Artemix (kista/telur)
  • Wadah Panen
Berikut langkah-langkahnya:
1. Potong bagian bawah botol plastik, kemudian gunakan tali untuk gantungan botol, lubangi tutup botol untuk penempatan selang udara Oxygen.
Cara Budidaya Artemia Mengunakan Media Botol Plastik 01 -Kabartani
2. Siapkan garam laut 1 sendok makan, garam ini sebagai sumber makanan dari Artemia dan menjadikan kondisi air dalam botol sesuai habitat asli artemia yaitu di laut.
Cara Budidaya Artemia Mengunakan Media Botol Plastik 02 -Kabartani
3. Masukkan garam 1 sendok makan ke dalam botol.
Cara Budidaya Artemia Mengunakan Media Botol Plastik 03 -Kabartani
4. Siapkan 1 sendok Sera Artemix (kista/telur).
Cara Budidaya Artemia Mengunakan Media Botol Plastik 04 -Kabartani
5. Masukkan Sera Artemix (kista/telur) ke dalam botol. Ini merupakan bibit dari artemia yang berwujud kista.
Cara Budidaya Artemia Mengunakan Media Botol Plastik 05 -Kabartani
6. Masukan Air Mineral Bersih pada botol hingga hampir penuh.
Cara Budidaya Artemia Mengunakan Media Botol Plastik 06 -Kabartani
7. Hidupkan mesin pompa udara untuk mensuplai Oxygen pada botol
Cara Budidaya Artemia Mengunakan Media Botol Plastik 07 -Kabartani
8. Biarkan proses itu bekerja selama 24 jam
Cara Budidaya Artemia Mengunakan Media Botol Plastik 08 -Kabartani
9. Setelah 24 jam. matikan mesin pompa udara, dan biarkan air dalam botol diam sekitar 20 menit. Bayi Artemia akan mengendap atau berada di bagian bawah botol.
Cara Budidaya Artemia Mengunakan Media Botol Plastik 09 -Kabartani
Cara Budidaya Artemia Mengunakan Media Botol Plastik 10 -Kabartani
Selanjutnya saring Artemia yang berwarna orange itu dengan saringan kain yang halus (boleh pakai saringan teh), Bilas Artemia dengan air mineral bersih pada saat masih di dalam saringan yang sama sebanyak 2 kali. Selanjutnya Artemia siap diberikan kepada Larva Lele , Bawal atau Larva Ikan Hias sebagai pengganti cacing sutra yang sulit diperoleh dan sedikit repot dalam pembudidayaannya.
Sumber :
https://kabartani.com/cara-budidaya-artemia-mengunakan-media-botol-plastik.html
Sapto Agung Nugroho
Kelompok 1
14/367379/PN/13840

Pemanfaatan Limbah Ikan menjadi Pupuk Organik


sumber: www.antarabali.com
Ikan merupakan salah satu jenis produk pangan yang mudah mengalami kerusakan (most perishable food). Inilah sebabnya kenapa sektor perikanan baru saja ditilik sebagai sektor penting bagi sumber ekonomi Indonesia, hal tidak lepas dari cara penanganan potensi yang kurang tepat oleh pemerintah maupun masyarakat.
Dari data yang dapat dikumpulkan, setiap musim masih ada 25 – 30% hasil tangkapan ikan laut yang akhirnya harus menjadi limbah karena keterbatasan pengetahuan dan sarana para nelayan di dalam cara pengolahan ikan.Untuk memaksimalkan potensi perikanan dan mengurangi jumlah ikan yang terbuang sia-sia, maka suatu terobosan dalam bidang perikanan sangatlah diperlukan. Salah satu solusinya adalah memanfaatkan limbah ikan sebagai pupuk organik
 
Selama 4—5 tahun terakhir, usaha pengolahan hasil sampingan perikanan berkembang pesat. Informasi yang diperoleh dari Ditjen Perikanan Budidaya bahwa di provinsi Jawa Timur terdapat 25 industri pengolahan tepung ikan yang memanfaatkan limbah seperti tulang, kepala, dan ekor ikan. Limbah tersebut berasal dari industri pengalengan ikan dengan kapasitas 2—5 ton bahan baku per hari. Tidak hanya dijadikan tepung ikan, sebagian limbah sisa tulang juga diolah menjadi pupuk. Tercatat ada enam usaha pengolahan pupuk di Jawa Timur pada 2013.

Selain menjadi sumber protein hewani, ikan juga memiliki kandungan gizi lain yang tinggi seperti mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh yang telah rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan (komposisi) tubuh kita. Protein dalam ikan berguna untuk mempercepat pertumbuhan badan, meningkatkan generasi atau keturunan yang baik. 

Ikan memiliki kadar protein sangat tinggi, yaitu sekitar 20%. Di samping itu, protein yang terkandung dalam ikan mempunyai mutu yang baik sebab sedikit mengandung kolesterol dan lemak. Banyak industri perikanan yang berkembang untuk mencukupi kebutuhan ikan tersebut. Namun, dengan bertambahnya industri ikan, pertumbuhan limbah yang dihasilkan juga melonjak naik.

Limbah merupakan masalah di dalam suatu industri, termasuk industri penangkapan ikan, penanganan, pengangkutan, distribusi, dan pemasaran. Limbah bisa berupa ikan yang terbuang, tercecer, serta sisa olahan yang menghasilkan cairan. Limbah juga bisa berasal dari pemotongan, pencucian, dan pengolahan produk.

;
sumber: www.kompasiana.com

Dampak limbah industri pengolahan ikan terhadap kesehatan lingkungan dapat dirasakan dengan bau limbah ikan yang menyengat, mencemari udara, mengundang lalat yang dapat menjadi vektor penyakit, dan berbagai dampak negatif lainnya. Industri pengolahan ikan harus memiliki metode dalam pengolahan limbah sehingga limbah olahan ikan tidak hanya dibuang begitu saja di tempat pembuang sampah. Bila industri pengolahan ikan tidak memperhatikan hal ini, lokasi industri mereka bisa menjadi tempat pertumbuhan bakteri dan virus penyebab penyakit.
 
Di era teknologi yang canggih sekarang ini, limbah bisa menjadi produk yang berguna. Beberapa industri pengolahan ikan sebenarnya sudah mulai melakukan inovasi pengolahan limbah ikan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Salah satunya industri pengolahan minyak ikan. Tahun 2013, terdapat 9 usaha pengolahan minyak ikan di Jawa Timur, dengan kapasitas 1—5 ton minyak ikan per bulan. Pengolahan hasil sampingan industri filet ikan nila juga dinilai berkembang dengan pesat. Bahkan komoditas ini dapat dimanfaatkan hingga nyaris tanpa limbah. Setidaknya, terdapat dua industri filet ikan nila yang terintegrasi dengan pengolahan hasil sampingan di Sumatera Utara dan Jawa Tengah. Limbah yang diolah tidak hanya tulang dan kepala ikan nila, tetapi juga kulit, isi perut, ekor, bahkan sisik dan limbah cair.
Bahan baku pupuk organik
Tanaman memerlukan nutrisi lengkap dalam bentuk unsur hara makro, hara makro sekunder, dan unsur hara mikro. Disebabkan tanah tidak memiliki semua unsur tersebut, perlu adanya usaha penambahan dalam bentuk pupuk.
Kandungan unsur makro dalam pupuk biasa terbatas, tidak mencukupi untuk kebutuhan tanaman. Dengan begitu harus dilengkapi dengan penambahan unsur lain agar kandungan nitrogen, fosfor, dan kaliumnya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Unsur hara makro terdiri dari makro primer seperti N, P, dan K; makro sekunder seperti Ca, Mg, dan S; sedangkan unsur hara mikro terdiri dari Fe, Zn, Cu, Mn, Cl, Bo, Mo, dan banyak lagi lainnya. Kandungan protein yang sangat tinggi memungkinkan pupuk organik dari limbah ikan membantu pertumbuhan tanaman.

Limbah ikan yang terbuang bisa memiliki nilai dan bermanfaat bagi makhluk hidup, khususnya tanaman dengan limbah ikan diolah menjadi pupuk organik.
Langkah- langkah dalam pembuatan pupuk organik dari limbah ikan yaitu :
1.
Mengumpulkan Limbah ikan
2. Limbah penyiangan ikan dicampur bahan sejenis ragi yang umumnya disebut biovaktor yang fungsingya sebagai pengurai
3. Masukkan kedalam gentong yang tertutup, setiap hari gentong tersebut di buka selama 5 menit untuk diaduk
4. Selang 1 minggu, limbah tersebut akan membentuk cairan dan endapan (padatan).

Keunggulan pupuk organik dari limbah ikan antara lain:
(1) pupuk yang dihasilkan merupakan pupuk organik dengan unsur hara lebih lengkap dibandingkan pupuk anorganik;
(2) membuat daun tanaman hias menjadi lebih mengilap, bunga lebih banyak, dan bertahan lebih lama;
(3) ketersediaan bahan baku melimpah dan murah karena memanfaatkan limbah pengolahan ikan;
(4) harga jual kompetitif dibandingkan dengan produk impor yang sangat mahal;
(5) memenuhi konsep back to nature melalui pertanian organik.

Sementara kelemahan limbah ikan untuk dijadikan pupuk cair adalah bau busuk yang sangat menyengat dan membuat kepala pusing. Namun, masalah bau busuk dapat diatasi dengan menurunkan pH limbah cair, memberi aerasi, menambahkan bahan penyerap bau, serta menggunakan mikroba dekomposer yang merombak senyawa yang menimbulkan bau. Proses penurunan pH limbah ikan dari 8,0 menjadi 6,0 dengan menambahkan HCl, menambahkan molase, dan menginokulasi limbah ikan dengan kultur bakteri asam laktat. Kultur ini diinkubasi pada shaker dengan memberikan aerasi secara terputus selang dua jam dengan dikocok pada 120 rpm. Dengan cara ini, bau busuk limbah ikan hilang dalam waktu inkubasi selama lima hari.

Sumber : 
http://news.kkp.go.id/index.php/raup-untung-dari-pupuk-organik-berbahan-limbah-ikan/
http://www.jitunews.com/read/4705/mengintip-manfaat-limbah-ikan-sebagai-pupuk-organik

Achmeilia Budiarti
Kelompok 1 Praktikum Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian
14/364986/PN/13637
Budidaya Perikanan

Sistem Aquaponik Lele: Budidaya Lele Sambil Berkebun

Budidaya ikan intensif dilakukan dengan memberikan pakan berprotein tinggi. Pakan yang dikonsumsi ikan akan dikatabolisme dan ammonia yang merupakan limbah nitrogen utama ikan akan dieksresikan. Pada waktu yang sama, bakteri memineralisasi nitrogen organik dalam pakan yang tidak termakan dan feses menjadi ammonia. Penimbunan ammonia dapat mencemari media budidaya bahkan menyebabkan kematian bagi ikan yang dibudidayakan. Oleh karena itu  konsentrasi ammonia harus ditekankan, hal ini dapat dilakukan dengan membuang limbah budidaya dan menggantinya dengan air bersih. Menurut Wedemeyer (1996), banyak pembudidaya ikan mempertahankan konsentrasi amonia nitrogen (NH3-N) pada atau di bawah 0,01 mg/L, meskipun konsentrasi di atas 0,1 mg/L biasanya masih dapat ditoleransi dengan baik oleh ikan (Rohmana, 2009).
Teknologi dalam kegiatan budidaya terus berkembang. Salah satunya yakni sistem aquaponik. Penerapan sistem aquaponik lele belum banyak dilakukan. Sistem ini memadukan metode budidaya ikan lele dengan memanfaatkan nutrisi yang diperoleh dari air kolam lele untuk digunakan sebagai media tanam bagi tanaman. Bagi para pecinta tanaman, tentunya sistem ini sangat bermanfaat. Para pembudidaya lele dapat meningkatkan ekonomi dengan melakukan kegiatan budidaya sambil berkebun. Sungguh menarik bukan? Sistem aquaponik cukup mudah untuk dilakukan. Kami akan menjelaskan bagaimana cara menerapkan sistem aquaponik lele.

Penerapan Sistem Aquaponik Lele
TAHAP I
            Pastikan kolam lele sudah disiapkan. Kolam dapat berupa kolam semen atau terpal. Untuk Anda yang baru ingin memulai budidaya lele, Anda dapat membuat kolam menggunakan terpal dengan ukuran 2 x 4 meter. Kolam dengan ukuran tersebut dapat menampung sebanyak 3000 ekor ikan lele.

TAHAP II
            Dalam pembuatan aquaponik lele terdapat beberapa sistem yang dapat digunakan, sebagai contoh sistem DFT. DFT (Deep Flow Technique) merupakan teknik instalasi hidroponik dengan meletakkan akar tanaman pada media yang dialiri air sedalam 3-4 cm dari permukaan. Dalam penerapan sistem ini, dibutuhkan pipa paralon atau bambu sebagai wadah tanaman. Kemudian letakkan net pot atau gelas plastik yang diisi dengan pecahan batu bata atau krikil dan pada bagian atas ditambahkan serabut kelapa dan sekam bakar. Penggunaan sistem DFT pada aquaponik lele membutuhkan pompa air untuk mengalirkan air pada media tanam dari kolam lele.

TAHAP III
            Langkah ketiga pada sistem aquaponik lele yaitu menentukan tanaman. Anda dapat memilih bibit tanaman seperti kangkung, sawi, selada, sledri, dan berbagai tanaman lainnya. Sebagai contoh Anda menggunakan kangkung dalam sistem aquaponik lele. Pertama, Anda perlu menyemaikannya terlebih dahulu. Anda dapat menggunakan satu lembar kapas basah untuk penyemaian. Untuk menjaga agar tidak tenggelam, sebaiknya tunggu sampai benih bertunas dan tumbuh akar pada kapas tersebut.
            Langkah selanjutnya yaitu memindahkan bibit ke dalam gelas plastik yang telah terisi media tanam berupa pecahan batu bata. Agar akar tetap kuat dan tidak hanyut, maka bibit kangkung tersebut dipindahkan beserta kapasnya. Setiap pot dapat diisi dengan 3 hingga 5 bibit kangkung.

TAHAP IV
            Langkah ke empat yakni penyinaran. Pertumbuhan tanaman pada kolam aquaponik lele yang berukuran 2 x 4 meter ini akan terhambat jika tidak mendapatkan sinar matahari. Oleh karena itu, sebaiknya Anda membuat kolam aquaponik lele di tempat yang mudah memperoleh sinar matahari.
            Apabila kolam sudah terlanjur dibuat di tempat yang kurang akan penyinaran, Anda dapat menggunakan tanaman yang membutuhkan sinar matahari relatif sedikit atau menambah lampu UV sebagai pengganti cahaya matahari.

Pemeliharaan Sistem Aquaponik Lele
            Aquaponik lele cenderung mudah tersumbat oleh kotoran, lendir, dan sisa pakan ikan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memasang filter di sekeliling pompa. Anda dapat menggunakan kawat strimin dengan lubang yang agak kecil agar tidak mudah tersumbat oleh sampah kotoran. Jadi sebelum air masuk ke dalam pipa paralon, air akan tersaring oleh filter tersebut sehingga aliran dapat berjalan sdengan lancar.
            Pemeliharaan pada kolam aquaponik lele juga dilakukan dengan mengontrol tekanan air agar air tidak mudah menguap sehingga debit air tidak mudah berkurang. Cara mengatasinya yaitu dengan memberikan lubang pada pipa kecil dari pompa sebelum masuk ke pipa paralon untuk mengurangi tekanan pada pompa. Dengan terbaginya aliran air, maka daya dorong air akan berkurang atau dengan membuat aliran bercabang untuk instalasi lain sehingga dapat mengurangi daya dorong air agar tidak meluap.
            Yang tidak kalah penting dan perlu dilakukan yaitu kontrol tanaman. Tanaman kangkung akan tumbuh bercabang saat panen, semakin sering dipetik maka akan semakin rimbun. Oleh karena itu, pipa paralon harus diperiksa karena semakin rimbun tanaman kangkung semakin rimbun pula akarnya. Hal tersebut dapat menyebabkan penyumbatan pada pipa paralon.
            Tambahan lagi untuk pemeliharaan lele. Pakan yang diberikan pada ikan budidaya (lele) dalam sistem ini tidak serta merta harus berupa pelet. Pakan yang diberikan dapat berupa sayuran atau sisa makan dapur rumah tangga karena dapat menambah kadar nutrisi dalam air sehingga tanaman dapat tumbuh subur.


Sumber :
Rohmana, Dasu. 2009. Konversi Limbah Budidaya Ikan Lele, Clarias sp. Menjadi Biomassa Bakteri Heterotrof untuk Perbaikan Kualitas Air dan Makanan Udang Galah, Macrobrachium rosenbergii. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Triyanto. 2016. Sistem Aquaponik Lele: Budidaya Ikan Lele Sambil Berkebun. <https://kabartani.com/sistem-aquaponik-lele-budidaya-ikan-lele-sambil-berkebun.html>. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2016.

Andita Ratih Dewanti
Kelompok 1 Praktikum Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian
14/365073/PN/13655
Budidaya Perikanan

Sabtu, 27 Agustus 2016

Cara Budidaya Ikan Cempili atau Wader Cethul

Mendengar nama iwak cethul tentu sangat asing bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, akan tetapi di Jawa kebanyakan sudah akrab dengan nama ikan yang satu ini. Ikan yang masih termasuk dalam golongan ikan Guppy ini mempunyai banyak nama panggilan di Indonesia semisal wader cempili, iwak deduk, lunjar gondok, ikan cere dan iwak cethul.
Ikan ini mempunyai ukuran tubuh yang sangat mungil. Panjangnya hanya 1-2 cm diameter tubuhnya hanya 0,2 cm, ikan ini banyak ditemui di parit-parit pedesaan, irigasi persawahan dan di daerah rawa-rawa.
Ukurannya yang sangat kecil ini membuat orang memandang remeh pada ikan ini dan tidak ada yang berniat untuk mencari ikan ini untuk konsumsi apalagi sampai dibudidayakan. Akan tetapi akhir-akhir ini banyak bermunculan makanan yang menggunakan ikan cethul ini sebagai bahan utama pembuatannya.
Bahkan di Semarang kini sudah ada produsen makanan berbahan dasar si Cethul ini, CV. Makarya Mina adalah salah satunya. CV ini mampu menghasilkan inovasi olahan berupa makanan cethul goreng garing. Selain itu di pinggiran jalan juga sudah mulai bermunculan penjual olahan cethul lainnya, semisal pecel cethul dan rempeyek cethul.
Kebutuhan ikan ini di daerah Semarang dan Salatiga setidaknya mencapai 4 kuintal per hari tapi sayang kebutuhan ini belum bisa terpenuhi, karena belum adanya orang yang membudidayakan ikan ini dan hanya mengandalkan hasil tangkapan dari nelayan Rawa Pening.
Membudidayakan Ikan Cethul :
Ikan ini sangat mudah sekali dibudidayakan, berikut faktor yang sangat mendukung dalam proses pembudidayaan ikan ini :

  • Memiliki kematangan kelamin yang sangat singkat yakni hanya 3 bulan.
  • Ikan ini sangat produktif karena sehabis melahirkan, dalam waktu 1 hari sudah siap untuk proses reproduksi kembali.
  • Dalam sekali reproduksi mampu menghasilkan sekitar 30 ekor bayi cethul.
  • Ikan ini bersifat membiarkan telur dalam perut dan kalau sudah menetas baru akan dilahirkan.
  • Tidak memerlukan tempat atau kolam yang besar
Kendala Pembudidayaan :

  • Belum ada proses pemijahan yang bisa kita lakukan, semua masih alami.
  • Indukan ikan ini cenderung akan memakan bayinya sendiri
Makanan :
Makanan Cethul ini berupa alga, telur, dan larva nyamuk. Selain itu juga akan memakan bayinya sendiri oleh karena itu kalau kita membudidayakan ikan ini harus memberikan halangan di kolam seperti enceng gondok untuk melindungi bayi cethul.
Kondisi air :
Karakter ikan cethul sangat membutuhkan air yang kaya akan oksigen dan harus bersih, sebaiknya kita memberi aerator di media budidaya ikan cethul ini.


Sumber : https://kabartani.com/cara-budidaya-ikan-cempili-atau-wader-cethul.html

Dwiputra Garin Wicaksana
Kelompok 1 Praktikum Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian
14/365017/PN/13645
Budidaya Perikanan