skip to main |
skip to sidebar
Achmeilia Budiarti
Kelompok 1 Praktikum Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian
14/364986/PN/13637
Budidaya Perikanan
Sumber : https://kabartani.com/cara-budidaya-ikan-cempili-atau-wader-cethul.html
Dwiputra Garin Wicaksana
Kelompok 1 Praktikum Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian
14/365017/PN/13645
Budidaya Perikanan
Pages
Selasa, 20 September 2016
Minggu, 28 Agustus 2016
Budidaya Artemia Menggunakan Media Botol Plastik
Artemia biasa digunakan sebagai makanan larva ikan. Artemia masih bagian penting sebagai sebagai pakan ikan dan udang pada unit pembenihan. Serta kebutuhan kista artemia semakin meningkat setiap tahunnya.
Untuk membudidayakan Artemia sangatlah mudah, anda bisa membudidayakannya dengan cara menetaskan telur artemia yang bisa anda dapat ditoko perikanan, tetapi dalam pembahasan kali ini, saya akan menggunakan bibit artemia yang bisa diperoleh di toko-toko ikan tertentu.
Umumnya bibit artemia berbentuk kista, kista tersebut akan ditetaskan dalam sebuah wadah yang berupa botol plastik, berikut cara budidaya artemia dalam botol plastik:
Apa saja yang harus disiapkan?
- Selang Oxygen
- Botol Plastik Kapasitas 1 Liter
- Pompa Udara
- Sendok
- Garam laut
- Sera Artemix (kista/telur)
- Wadah Panen
Berikut langkah-langkahnya:
1. Potong bagian bawah botol plastik, kemudian gunakan tali untuk gantungan botol, lubangi tutup botol untuk penempatan selang udara Oxygen.
2. Siapkan garam laut 1 sendok makan, garam ini sebagai sumber makanan dari Artemia dan menjadikan kondisi air dalam botol sesuai habitat asli artemia yaitu di laut.
3. Masukkan garam 1 sendok makan ke dalam botol.
4. Siapkan 1 sendok Sera Artemix (kista/telur).
5. Masukkan Sera Artemix (kista/telur) ke dalam botol. Ini merupakan bibit dari artemia yang berwujud kista.
6. Masukan Air Mineral Bersih pada botol hingga hampir penuh.
7. Hidupkan mesin pompa udara untuk mensuplai Oxygen pada botol
8. Biarkan proses itu bekerja selama 24 jam
9. Setelah 24 jam. matikan mesin pompa udara, dan biarkan air dalam botol diam sekitar 20 menit. Bayi Artemia akan mengendap atau berada di bagian bawah botol.
Selanjutnya saring Artemia yang berwarna orange itu dengan saringan kain yang halus (boleh pakai saringan teh), Bilas Artemia dengan air mineral bersih pada saat masih di dalam saringan yang sama sebanyak 2 kali. Selanjutnya Artemia siap diberikan kepada Larva Lele , Bawal atau Larva Ikan Hias sebagai pengganti cacing sutra yang sulit diperoleh dan sedikit repot dalam pembudidayaannya.
Sumber :
https://kabartani.com/cara-budidaya-artemia-mengunakan-media-botol-plastik.html
Sapto Agung Nugroho
Kelompok 1
14/367379/PN/13840
Pemanfaatan Limbah Ikan menjadi Pupuk Organik
sumber: www.antarabali.com |
Ikan merupakan salah satu jenis produk pangan yang mudah mengalami
kerusakan (most perishable food). Inilah sebabnya kenapa sektor
perikanan baru saja ditilik sebagai sektor penting bagi sumber ekonomi
Indonesia, hal tidak lepas dari cara penanganan potensi yang kurang tepat oleh
pemerintah maupun masyarakat.
Dari data yang dapat dikumpulkan, setiap musim masih ada 25 – 30% hasil tangkapan
ikan laut yang akhirnya harus menjadi limbah karena keterbatasan pengetahuan
dan sarana para nelayan di dalam cara pengolahan ikan.Untuk memaksimalkan potensi perikanan dan mengurangi jumlah ikan yang
terbuang sia-sia, maka suatu terobosan dalam bidang perikanan sangatlah
diperlukan. Salah satu solusinya adalah memanfaatkan limbah ikan sebagai pupuk
organik
Selama 4—5 tahun terakhir, usaha pengolahan hasil sampingan perikanan
berkembang pesat. Informasi
yang diperoleh dari Ditjen Perikanan Budidaya bahwa di provinsi Jawa Timur
terdapat 25 industri pengolahan tepung ikan yang memanfaatkan limbah seperti
tulang, kepala, dan ekor ikan. Limbah tersebut berasal dari industri
pengalengan ikan dengan kapasitas 2—5 ton bahan baku per hari. Tidak hanya
dijadikan tepung ikan, sebagian limbah sisa tulang juga diolah menjadi pupuk.
Tercatat ada enam usaha pengolahan pupuk di Jawa Timur pada 2013.
Selain menjadi sumber protein hewani, ikan juga memiliki kandungan gizi
lain yang tinggi seperti mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh. Protein
dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh yang telah
rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan (komposisi)
tubuh kita. Protein dalam ikan berguna untuk mempercepat pertumbuhan badan,
meningkatkan generasi atau keturunan yang baik.
Ikan memiliki kadar protein sangat tinggi, yaitu sekitar 20%. Di samping
itu, protein yang terkandung dalam ikan mempunyai mutu yang baik sebab sedikit
mengandung kolesterol dan lemak. Banyak industri perikanan yang berkembang
untuk mencukupi kebutuhan ikan tersebut. Namun, dengan bertambahnya industri
ikan, pertumbuhan limbah yang dihasilkan juga melonjak naik.
Limbah merupakan masalah di dalam suatu industri, termasuk industri
penangkapan ikan, penanganan, pengangkutan, distribusi, dan pemasaran. Limbah
bisa berupa ikan yang terbuang, tercecer, serta sisa olahan yang menghasilkan
cairan. Limbah juga bisa berasal dari pemotongan, pencucian, dan pengolahan
produk.
; |
sumber: www.kompasiana.com |
Dampak limbah industri pengolahan ikan terhadap kesehatan lingkungan dapat
dirasakan dengan bau limbah ikan yang menyengat, mencemari udara, mengundang
lalat yang dapat menjadi vektor penyakit, dan berbagai dampak negatif lainnya. Industri pengolahan ikan harus memiliki metode dalam pengolahan limbah
sehingga limbah olahan ikan tidak hanya dibuang begitu saja di tempat pembuang
sampah. Bila industri pengolahan ikan tidak memperhatikan hal ini, lokasi
industri mereka bisa menjadi tempat pertumbuhan bakteri dan virus penyebab
penyakit.
Di era teknologi yang canggih sekarang ini, limbah bisa menjadi produk yang
berguna. Beberapa industri pengolahan ikan sebenarnya sudah mulai melakukan
inovasi pengolahan limbah ikan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Salah satunya industri pengolahan minyak ikan. Tahun 2013, terdapat 9 usaha
pengolahan minyak ikan di Jawa Timur, dengan kapasitas 1—5 ton minyak ikan per
bulan. Pengolahan hasil sampingan industri filet ikan nila juga dinilai
berkembang dengan pesat. Bahkan komoditas ini dapat dimanfaatkan hingga nyaris
tanpa limbah. Setidaknya, terdapat dua industri filet ikan nila yang
terintegrasi dengan pengolahan hasil sampingan di Sumatera Utara dan Jawa
Tengah. Limbah yang diolah tidak hanya tulang dan kepala ikan nila, tetapi juga
kulit, isi perut, ekor, bahkan sisik dan limbah cair.
Bahan baku pupuk organik
Tanaman memerlukan nutrisi lengkap dalam bentuk unsur hara makro, hara
makro sekunder, dan unsur hara mikro. Disebabkan tanah tidak memiliki semua
unsur tersebut, perlu adanya usaha penambahan dalam bentuk pupuk.
Kandungan unsur makro dalam pupuk biasa terbatas, tidak mencukupi untuk
kebutuhan tanaman. Dengan begitu harus dilengkapi dengan penambahan unsur lain
agar kandungan nitrogen, fosfor, dan kaliumnya sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan. Unsur hara makro terdiri dari makro primer seperti N, P, dan K;
makro sekunder seperti Ca, Mg, dan S; sedangkan unsur hara mikro terdiri dari
Fe, Zn, Cu, Mn, Cl, Bo, Mo, dan banyak lagi lainnya. Kandungan protein yang
sangat tinggi memungkinkan pupuk organik dari limbah ikan membantu pertumbuhan
tanaman.
Limbah ikan yang terbuang bisa memiliki nilai dan bermanfaat bagi makhluk
hidup, khususnya tanaman dengan limbah ikan diolah menjadi pupuk organik.
Langkah- langkah
dalam pembuatan pupuk organik dari limbah ikan yaitu :
1. Mengumpulkan Limbah ikan
1. Mengumpulkan Limbah ikan
2. Limbah
penyiangan ikan dicampur bahan sejenis ragi yang umumnya disebut biovaktor yang
fungsingya sebagai pengurai
3. Masukkan
kedalam gentong yang tertutup, setiap hari gentong tersebut di buka selama 5
menit untuk diaduk
4. Selang 1
minggu, limbah tersebut akan membentuk cairan
dan endapan (padatan).
Keunggulan pupuk organik dari limbah ikan antara lain:
(1) pupuk yang dihasilkan merupakan pupuk organik dengan unsur hara lebih
lengkap dibandingkan pupuk anorganik;
(2) membuat daun tanaman hias menjadi lebih mengilap, bunga lebih banyak,
dan bertahan lebih lama;
(3) ketersediaan bahan baku melimpah dan murah karena memanfaatkan limbah
pengolahan ikan;
(4) harga jual kompetitif dibandingkan dengan produk impor yang sangat
mahal;
(5) memenuhi konsep back to nature melalui pertanian organik.
Sementara kelemahan limbah ikan untuk dijadikan pupuk cair adalah bau busuk
yang sangat menyengat dan membuat kepala pusing. Namun, masalah bau busuk dapat
diatasi dengan menurunkan pH limbah cair, memberi aerasi, menambahkan bahan
penyerap bau, serta menggunakan mikroba dekomposer yang merombak senyawa yang
menimbulkan bau. Proses penurunan pH limbah ikan dari 8,0 menjadi 6,0 dengan
menambahkan HCl, menambahkan molase, dan menginokulasi limbah ikan dengan
kultur bakteri asam laktat. Kultur ini diinkubasi pada shaker dengan
memberikan aerasi secara terputus selang dua jam dengan dikocok pada 120 rpm.
Dengan cara ini, bau busuk limbah ikan hilang dalam waktu inkubasi selama lima
hari.
Sumber :
http://news.kkp.go.id/index.php/raup-untung-dari-pupuk-organik-berbahan-limbah-ikan/
http://www.jitunews.com/read/4705/mengintip-manfaat-limbah-ikan-sebagai-pupuk-organik
Achmeilia Budiarti
Kelompok 1 Praktikum Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian
14/364986/PN/13637
Budidaya Perikanan
Sistem Aquaponik Lele: Budidaya Lele Sambil Berkebun
Budidaya ikan intensif dilakukan dengan
memberikan pakan berprotein tinggi. Pakan yang dikonsumsi ikan akan
dikatabolisme dan ammonia yang merupakan limbah nitrogen utama ikan akan
dieksresikan. Pada waktu yang sama, bakteri memineralisasi nitrogen organik
dalam pakan yang tidak termakan dan feses menjadi ammonia. Penimbunan ammonia
dapat mencemari media budidaya bahkan menyebabkan kematian bagi ikan yang
dibudidayakan. Oleh karena itu konsentrasi
ammonia harus ditekankan, hal ini dapat dilakukan dengan membuang limbah
budidaya dan menggantinya dengan air bersih. Menurut Wedemeyer (1996), banyak
pembudidaya ikan mempertahankan konsentrasi amonia nitrogen (NH3-N) pada
atau di bawah 0,01 mg/L, meskipun konsentrasi di atas 0,1 mg/L biasanya masih dapat
ditoleransi dengan baik oleh ikan (Rohmana, 2009).
Teknologi dalam kegiatan budidaya terus
berkembang. Salah satunya yakni sistem aquaponik. Penerapan sistem aquaponik
lele belum banyak dilakukan. Sistem ini memadukan metode budidaya ikan lele
dengan memanfaatkan nutrisi yang diperoleh dari air kolam lele untuk digunakan
sebagai media tanam bagi tanaman. Bagi para pecinta tanaman, tentunya sistem
ini sangat bermanfaat. Para pembudidaya lele dapat meningkatkan ekonomi dengan
melakukan kegiatan budidaya sambil berkebun. Sungguh menarik bukan? Sistem
aquaponik cukup mudah untuk dilakukan. Kami akan menjelaskan bagaimana cara
menerapkan sistem aquaponik lele.
Penerapan Sistem Aquaponik Lele
TAHAP
I
Pastikan kolam lele sudah disiapkan.
Kolam dapat berupa kolam semen atau terpal. Untuk Anda yang baru ingin memulai
budidaya lele, Anda dapat membuat kolam menggunakan terpal dengan ukuran 2 x 4
meter. Kolam dengan ukuran tersebut dapat menampung sebanyak 3000 ekor ikan
lele.
TAHAP
II
Dalam pembuatan aquaponik lele
terdapat beberapa sistem yang dapat digunakan, sebagai contoh sistem DFT. DFT (Deep Flow Technique) merupakan teknik
instalasi hidroponik dengan meletakkan akar tanaman pada media yang dialiri air
sedalam 3-4 cm dari permukaan. Dalam penerapan sistem ini, dibutuhkan pipa
paralon atau bambu sebagai wadah tanaman. Kemudian letakkan net pot atau gelas
plastik yang diisi dengan pecahan batu bata atau krikil dan pada bagian atas ditambahkan
serabut kelapa dan sekam bakar. Penggunaan sistem DFT pada aquaponik lele
membutuhkan pompa air untuk mengalirkan air pada media tanam dari kolam lele.
TAHAP
III
Langkah ketiga pada sistem aquaponik
lele yaitu menentukan tanaman. Anda dapat memilih bibit tanaman seperti
kangkung, sawi, selada, sledri, dan berbagai tanaman lainnya. Sebagai contoh
Anda menggunakan kangkung dalam sistem aquaponik lele. Pertama, Anda perlu
menyemaikannya terlebih dahulu. Anda dapat menggunakan satu lembar kapas basah
untuk penyemaian. Untuk menjaga agar tidak tenggelam, sebaiknya tunggu sampai
benih bertunas dan tumbuh akar pada kapas tersebut.
Langkah selanjutnya yaitu
memindahkan bibit ke dalam gelas plastik yang telah terisi media tanam berupa
pecahan batu bata. Agar akar tetap kuat dan tidak hanyut, maka bibit kangkung
tersebut dipindahkan beserta kapasnya. Setiap pot dapat diisi dengan 3 hingga 5
bibit kangkung.
TAHAP
IV
Langkah ke empat yakni penyinaran. Pertumbuhan
tanaman pada kolam aquaponik lele yang berukuran 2 x 4 meter ini akan terhambat
jika tidak mendapatkan sinar matahari. Oleh karena itu, sebaiknya Anda membuat
kolam aquaponik lele di tempat yang mudah memperoleh sinar matahari.
Apabila kolam sudah terlanjur dibuat
di tempat yang kurang akan penyinaran, Anda dapat menggunakan tanaman yang
membutuhkan sinar matahari relatif sedikit atau menambah lampu UV sebagai
pengganti cahaya matahari.
Pemeliharaan Sistem Aquaponik
Lele
Aquaponik lele cenderung mudah
tersumbat oleh kotoran, lendir, dan sisa pakan ikan. Oleh karena itu, sebaiknya
Anda memasang filter di sekeliling pompa. Anda dapat menggunakan kawat strimin
dengan lubang yang agak kecil agar tidak mudah tersumbat oleh sampah kotoran.
Jadi sebelum air masuk ke dalam pipa paralon, air akan tersaring oleh filter tersebut
sehingga aliran dapat berjalan sdengan lancar.
Pemeliharaan pada kolam aquaponik
lele juga dilakukan dengan mengontrol tekanan air agar air tidak mudah menguap
sehingga debit air tidak mudah berkurang. Cara mengatasinya yaitu dengan
memberikan lubang pada pipa kecil dari pompa sebelum masuk ke pipa paralon
untuk mengurangi tekanan pada pompa. Dengan terbaginya aliran air, maka daya
dorong air akan berkurang atau dengan membuat aliran bercabang untuk instalasi
lain sehingga dapat mengurangi daya dorong air agar tidak meluap.
Yang tidak kalah penting dan perlu
dilakukan yaitu kontrol tanaman. Tanaman kangkung akan tumbuh bercabang saat
panen, semakin sering dipetik maka akan semakin rimbun. Oleh karena itu, pipa
paralon harus diperiksa karena semakin rimbun tanaman kangkung semakin rimbun
pula akarnya. Hal tersebut dapat menyebabkan penyumbatan pada pipa paralon.
Tambahan lagi untuk pemeliharaan
lele. Pakan yang diberikan pada ikan budidaya (lele) dalam sistem ini tidak
serta merta harus berupa pelet. Pakan yang diberikan dapat berupa sayuran atau
sisa makan dapur rumah tangga karena dapat menambah kadar nutrisi dalam air
sehingga tanaman dapat tumbuh subur.
Sumber
:
Rohmana, Dasu. 2009. Konversi
Limbah Budidaya Ikan Lele, Clarias sp.
Menjadi Biomassa Bakteri Heterotrof untuk Perbaikan Kualitas Air dan Makanan
Udang Galah, Macrobrachium rosenbergii.
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Triyanto. 2016. Sistem
Aquaponik Lele: Budidaya Ikan Lele Sambil Berkebun. <https://kabartani.com/sistem-aquaponik-lele-budidaya-ikan-lele-sambil-berkebun.html>. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2016.
Andita Ratih Dewanti
Kelompok 1 Praktikum Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian
Kelompok 1 Praktikum Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian
14/365073/PN/13655
Budidaya Perikanan
Sabtu, 27 Agustus 2016
Cara Budidaya Ikan Cempili atau Wader Cethul
Mendengar nama
iwak cethul tentu sangat asing bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, akan
tetapi di Jawa kebanyakan sudah akrab dengan nama ikan yang satu ini. Ikan yang
masih termasuk dalam golongan ikan Guppy ini mempunyai banyak nama panggilan di
Indonesia semisal wader cempili, iwak deduk, lunjar gondok, ikan cere dan iwak
cethul.
Ikan ini
mempunyai ukuran tubuh yang sangat mungil. Panjangnya hanya 1-2 cm diameter
tubuhnya hanya 0,2 cm, ikan ini banyak ditemui di parit-parit pedesaan, irigasi
persawahan dan di daerah rawa-rawa.
Ukurannya yang
sangat kecil ini membuat orang memandang remeh pada ikan ini dan tidak ada yang
berniat untuk mencari ikan ini untuk konsumsi apalagi sampai dibudidayakan.
Akan tetapi akhir-akhir ini banyak bermunculan makanan yang menggunakan ikan
cethul ini sebagai bahan utama pembuatannya.
Bahkan di
Semarang kini sudah ada produsen makanan berbahan dasar si Cethul ini, CV.
Makarya Mina adalah salah satunya. CV ini mampu menghasilkan inovasi olahan
berupa makanan cethul goreng garing. Selain itu di pinggiran jalan juga sudah
mulai bermunculan penjual olahan cethul lainnya, semisal pecel cethul dan
rempeyek cethul.
Kebutuhan ikan
ini di daerah Semarang dan Salatiga setidaknya mencapai 4 kuintal per hari tapi
sayang kebutuhan ini belum bisa terpenuhi, karena belum adanya orang yang
membudidayakan ikan ini dan hanya mengandalkan hasil tangkapan dari nelayan
Rawa Pening.
Membudidayakan
Ikan Cethul :
Ikan ini sangat
mudah sekali dibudidayakan, berikut faktor yang sangat mendukung dalam proses
pembudidayaan ikan ini :
- Memiliki kematangan kelamin yang sangat singkat yakni hanya 3 bulan.
- Ikan ini sangat produktif karena sehabis melahirkan, dalam waktu 1 hari sudah siap untuk proses reproduksi kembali.
- Dalam sekali reproduksi mampu menghasilkan sekitar 30 ekor bayi cethul.
- Ikan ini bersifat membiarkan telur dalam perut dan kalau sudah menetas baru akan dilahirkan.
- Tidak memerlukan tempat atau kolam yang besar
Kendala
Pembudidayaan :
- Belum ada proses pemijahan yang bisa kita lakukan, semua masih alami.
- Indukan ikan ini cenderung akan memakan bayinya sendiri
Makanan :
Makanan Cethul
ini berupa alga, telur, dan larva nyamuk. Selain itu juga akan memakan bayinya
sendiri oleh karena itu kalau kita membudidayakan ikan ini harus memberikan
halangan di kolam seperti enceng gondok untuk melindungi bayi cethul.
Kondisi air :
Kondisi air :
Karakter ikan
cethul sangat membutuhkan air yang kaya akan oksigen dan harus bersih,
sebaiknya kita memberi aerator di media budidaya ikan cethul ini.
Sumber : https://kabartani.com/cara-budidaya-ikan-cempili-atau-wader-cethul.html
Dwiputra Garin Wicaksana
Kelompok 1 Praktikum Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian
14/365017/PN/13645
Budidaya Perikanan
Labels
Blog Archive
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
sumber: www.antarabali.com Ikan merupakan salah satu jenis produk pangan yang mudah mengalami kerusakan ( most perishable food ). In...
-
Artemia biasa digunakan sebagai makanan larva ikan. Artemia masih bagian penting sebagai sebagai pakan ikan dan udang pada unit pembenihan. ...
-
Mendengar nama iwak cethul tentu sangat asing bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, akan tetapi di Jawa kebanyakan sudah akrab dengan nama ...
-
Budidaya ikan intensif dilakukan dengan memberikan pakan berprotein tinggi. Pakan yang dikonsumsi ikan akan dikatabolisme dan ammonia yang ...